Perosotan anak merupakan permainan yang sampai saat ini masih digemari anak-anak. Perosotan biasanya memiliki dua jenis, ada yang di darat dan di air. Perosotan yang berada di darat biasa ditemukan di taman, playground mall, sekolah, bahkan beberapa hotel atau penginapan menyediakan perosotan bagi pengunjung yang memiliki anak. Lain hal dengan perosotan di air, biasanya dapat ditemukan di kolam renang, pantai dan taman rekreasi lainnya. Keseruan anak saat bermain jangan sampai membuat pengawasan lengah, kewaspadaan sebagai orang tua tetap menjadi hal penting dalam melindungi anak.
Daftar Isi
Cara Bermain Perosotan Anak yang Aman
1. Pastikan Lokasi Perosotan Aman
Pilihlah perosotan dari lokasinya. Lihat sekitar, apakah lingkungan tersebut dekat dengan wilayah konstruksi atau tidak, jika iya lebih baik tidak bermain di sana, karena akan beresiko terkena serpihan bangunan dan dapat membahayakan anak. Cari perosotan yang paling aman, dengan menghindari perosotan yang alas atau bawahnya aspal. Disarankan alas bawah terbuat dari tanah atau alas yang empuk lainnya seperti rubber floor untuk mengurangi resiko cedera berat akibat bermain perosotan.
2. Bimbing dan Ajari Anak Sebelum Main
Anak adalah peniru yang ulung, ia dapat mempelajari hal-hal baru langsung melalui apa yang Ia lihat, dan apa yang pernah dilakukan. Maka dari itu, orang tua sebenarnya dapat dengan mudah membimbing dan mengajari anak mengenai apa yang mesti diingat dan diperhatikan ketika bermain. Misalnya orang tua menasehati anak ketika bermain harus bergantian dengan teman, dan tidak saling dorong-dorongan, lalu mengajari anak saat naik perosotan dari tangga bukan seluncurannya untuk menghindari tabrakan dengan teman yang akan meluncur.
3. Berikan Pengawasan Kepada Anak
Meski anak bermain dengan teman sebayanya, pengawasan kepada anak harus dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa lainnya. Memberikan pengawasan orang tua bukan berarti selalu mengikuti dan melarang anak saat bermain, melainkan membebaskan anak saat bermain dengan arahan yang positif, dan memperhatikan anak. Contoh kecil dengan menanyakan bagaimana harinya, apa yang dirasakan saat ini, main dengan siapa saja dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan supaya ada rasa keterbukaan antara anak dan orang tua, sehingga satu sama lain dapat menciptakan keharmonisan dan anak dapat menceritakan kegiatannya sehari-hari.
4. Pegang Tangan Anak Dari Pinggir Perosotan
Beberapa orang tua sudah mengajak anaknya yang masih bayi bermain di ruang publik. Namun, pastikan sebelumnya anak sudah bisa duduk tegak dan dapat menyeimbangkan badannya sendiri. Secara umum anak sudah bisa duduk tegak di umur 6-8 bulan, di umur anak yang masih balita, orang tua dapat memegang tangan atau badan anak dari samping perosotan saat menaiki dan meluncur.
5. Temani dan Tunggu di Bawah Perosotan
Terkadang anak merasa takut saat ingin meluncur. Pada kondisi seperti, orang tua dapat menemani dan menunggu anak di bawah perosotan. Keberadaan orang tua dapat meningkatkan keberanian anak dan menambah kepercayaan diri sang anak ketika bermain dan berseluncur di atas perosotan.
Manfaat Perosotan untuk Anak:
Tingkatkan Keseimbangan dan Koordinasi:
Ketika seorang anak memanjat seluncuran dan kemudian berhasil memposisikan dan mendorong diri mereka sendiri ke bawah seluncuran, mereka sedang membangun keterampilan keseimbangan dan koordinasi yang berharga. Selain itu, ini membantu anak-anak mengembangkan kesadaran spasial, karena mereka harus menilai kapan waktu yang tepat untuk meluncur dan kapan harus meletakkan kaki mereka begitu mereka mencapai dasar seluncuran.
Menghadirkan Tantangan Fisik yang Sehat:
Menaiki tangga berulang kali dan meluncur ke bawah memang menyenangkan, tetapi juga kerja keras! Anak-anak membangun kekuatan tubuh bagian atas dan bawah saat mereka menarik diri dan menaiki anak tangga. Ini berarti peningkatan kekuatan, latihan kardiovaskular yang sehat, dan dukungan serta pengembangan otot tanpa lemak.
Mendorong Pengembangan Keterampilan Sosial Positif:
Saat anak-anak bermain bersama, seluncuran adalah cara yang bagus untuk mengembangkan keterampilan sosial yang penting seperti bermain kooperatif, berbagi, bergiliran, dan belajar kesabaran dan toleransi terhadap keterampilan dan kemampuan fisik orang lain. Keterampilan ini akan memiliki dampak yang bertahan lama pada interaksi sosial mereka saat mereka terus berkembang, dan yang mereka tahu hanyalah bahwa mereka bersenang-senang. Sekarang Anda sudah tahu lebih banyak tentang bagaimana cara bermain perosotan anak yang aman, bahaya hingga manfaat menaiki perosotan.
Baca Juga: Permainan Playground yang Mampu Melatih Motorik Anak
Bahaya Permainan Perosotan
Menyebabkan Cedera Ringan
Cedera pada anak sering terjadi saat bermain, tak dipungkiri saat main perosotan juga dapat melukai anak. Misalnya saat menaiki perosotan dengan posisi yang salah dengan membalikan badannya menghadap kebelakang, atau karena sepatu karetnya yang dapat menghambat saat meluncur di perosotan.
Menyebabkan Patah Tulang
Menyebabkan Patah Tulang
Dalam beberapa kasus, pernah terjadi patah tulang pada anak saat bermain perosotan. Salah satunya orang tua di New York bernama Heather Clare yang pernah membagikan pengalamannya di Facebook, Ia menceritakan peristiwa saat bermain dan memangku anaknya Meadow yang berumur 12 bulan meluncur di perosotan, saat seru berseluncur ternyata kaki Meadow terhimpit antara papan seluncuran dan paha ibunya yang mengakibatkan anaknya menangis kesakitan karena kakinya patah.
Cara Menghindari Bahaya Bermain Perosotan
Meski bahaya bisa datang dari mana dan kapan saja, kita bisa meminimalisir dengan menghindari bahaya tersebut.
Cukup Perhatikan Anak Bermain
Menjadi poin yang harus diingat bagi orang untuk memperhatikan anak. Bukan mengikuti tapi memperhatikan dari kejauhan.
Orang Tua Jangan Ikut Naik Perosotan
Orang tua ingin melindungi anak dengan ikut naik di perosotan. Niat baik, namun dapat membahayakan anak. Perosotan anak telah dikhususkan untuk anak, sudah disesuaikan bentuk, ukuran dan kekuatan perosotan. Bila orang tua ikut menaiki, dikhawatirkan dapat merusak perosotan anak tersebut, karena beban yang melebihi dan beresiko orang tua menimpa atau menindih anaknya saat bermain. Tak hanya itu, keikutsertaan orang tua saat menaiki perosotan dapat membuat anak sulit mengekspresikan diri dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
Lepas Aksesoris dan Hal yang Membahayakan
Si kecil nan menggemaskan didandani dengan berbagai aksesoris untuk menunjang penampilannya, bila perempuan biasa nya menggunakan bando, jempitan, kalung, cincin, anting, gesper, dan aksesoris lain yang lucu sesuai karakter. Beda hal dengan anak laki-laki, biasa nya menggunakan aksesoris seperti topi, gesper, sepatu dan sebagainya. Namun, aksesoris lucu ini bisa menyebabkan tersangkut dan cedera pada anak ketika bermain, maka dari itu aksesoris bisa dilepas sebelum bermain, dan ketika sudah bermain dapat dipasang kembali.