Daftar Isi
Mambangun Imajinasi dan Kreativitas Anak
Kita mungkin beranggapan bahwa berimajinasi itu adalah hal yang sia sia, dan tidak bermanfaat. Justru itu pandangan yang kurang tepat. Kreativitas dan imajinasi merupakan salah satu potensi anak yang perlu dikembangkan dan dilatih sejak dini. Karena kreativitas adalah salah satu dasar agar anak mampu menyelesaikan masalah, mampu berpikir di luar kebiasaannya, dan dengan berimajinasi, anak dapat lebih mengembangkan potensi di bidang seninya.
Imajinasi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan sebagai daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang, dapat juga diartikan sebagai khayalan seseorang. Inti dari pada imajinasi adalah kemampuan seseorang untuk membayangkan, menciptakan gambar, membuat gambar visual dalam pikiran suatu kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman yang dialami
Sedangkan kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Artinya, bagaimana seseorang menggunakan daya imajinasinya dan sejumlah kemungkinan yang diperoleh karena interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain, serta lingkungan. Melalui kemampuan berimajinasi, seorang anak akan mampu menjelajahi berbagai jenis gambar atau gagasan tanpa ada pembatasan oleh suatu kenyataan yang ada. Kemampuan berpikir tanpa batas ini akan mendorong keterampilan anak berkembang dengan baik. Dia akan tumbuh menjadi anak yang memiliki kemampuan tinggi untuk memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi. Lalu bagaimana cara membangun imajinasi dan kreativitas anak ?.
Cara Membangun Imajinasi dan Kreativitas Anak
1. Bebaskan Anak Bermain dan Bereksplorasi
Pada usia anak merupakan masa-masa penting yang akan mempengaruhi perkembangannya baik secara fisik, psikis dan lainnya. Ada beberapa kelompok usia dari mulai lahir sampai dewasa. Dari bayi baru lahir hingga tiga bulan disebut dengan newborn, bayi dikategorikan dari usia 1-12 anak dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain, balita dikategorikan mulai 1-5 tahun, dan anak-anak dikategorikan di umur 5-13 tahun. Pada usia di atas, anak dapat dibentuk dan diajarkan sejak dini, bahkan saat diusia bayi. Pada usia ini orang tua dapat melatih anak dengan memberikan kebebasan untuk anak bermain. Misalnya, mengajak anak bermain di pantai membuat sebuah kastil, atau bentuk-bentuk lainnya, ajak juga anak bermain di playground atau taman dengan nuansa hijau yang banyak rumputnya agar jika anak sedang belajar jalan, Ia tidak terluka, ajak juga anak bermain kertas origami, karena melalui permainan ini anak diajarkan berimajinasi dalam membuat suatu bentuk yang lucu melalui lipatan kertas.
Baca juga: Manfaat Playground Untuk Anak Dan Memilih Playground Yang Berkualitas
2. Beri Fasilitas yang Memadai Untuk Anak Bermain
Pada masa anak-anak merupakan masa emas dan masa peka mereka. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, social emotional,konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai keagamaan. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Fasilitas yang dapat disediakan seperti puzzle, buku menggambar, buku mewarnai, buku cerita untuk mendongeng, dan main lainnya yang dapat membantu anak melatih kemampuan kreativitas dan imajinasinya. Saat kita membacakan buku cerita, akan membantu anak memahami konsep konsep abstrak, menerapkan logika, mengenali sebab akibat dan memanfaatkan penilaian yang baik atas apa yang mereka lihat dan temukan.Dalam dunia anak anak, kemampuan berimajinasi sangatlah penting, karena dengan kemampuan berimajinasi anak memiliki kesempatan untuk menciptakan suatu objek
3. Salurkan Hobi Anak
Setiap anak memiliki potensi masing-masing, mereka juga memiliki ketertarikan dan hobi yang berbeda dengan kakak, adik, sodara, maupun teman-teman lainnya. Maka dari itu orang tua perlu memperhatikan anak, apa yang biasanya Ia lakukan, apa yang Ia sukai dan lainnya. Misalnya anak terlihat aktif suka memanjat, Anda dapat mengajak anak untuk mengikuti pelatihan atau ekstrakurikuler panjat dinding yang memungkinkan untuk anak.
4. Tidak Melarang Anak
Anak yang sering dilarang cenderung sulit dalam mengkomunikasikan apa perasaan dan keinginannya, karena terlalu banyak aturan yang menghalanginya. Maka dari itu, pemilihan kata harus dipikirkan sebelum berbicara kepada anak. Misalnya, anak ingin bermain sepedah siang hari, lalu si ibu mengatakan “Jangan main sepedah siang-siang, panas, nanti jatuh”, sebaiknya pilihlah kata seperti “Nak, main sepedanya nanti sore aja ya, sekarang waktunya kamu istirahat, mainnya dilanjut nanti ya”.
5. Selalu Ajak Anak Berkomunikasi
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makhluk sosial. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan dengan komunikasi yang baik, sehingga mereka bias berkembang sepenuhnya menjadi cerdas, kreatif, bermoral dan cakap dalam hidup.
Melatih anak sejak dini tentang berimajinasi dan melakukan kreativitas dapat membantu anak lebih cakap dan lebih mudah dalam bersosial di lingkungannya. Baca artikel lainnya untuk mendapatkan update dan informasi dari Happy Play Indonesia.